Parenting: Bersatu Untuk Mewujudkan Cita-Cita Pendidikan

Cita-cita pendidikan? apa sih sebenarnya yang pendidikan inginkan? Berikut kami kutipkan dari Sisdiknas No. 20 tahun 2003, pendidikan sebenarnya mempunyai tujuan
Untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Sekarang pertanyaannya, siapa yang diberi mandat besar untuk membentuk 10 karakter dasar yang menjadi tujuan pendidikan tersebut? Sekolahkah? atau justru anak itu sendiri? Ki Hajar Dewantara, Bapak pendidikan kita pernah mengemukakan bahwa 3 Komponen yang sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya anak adalah Keluarga, Lingkungan, dan Sekolah. Jadi, sebenarnya keluarga memberikan efek yang besar guna tercapainya cita-cita pendidikan bangsa. Bagaimana tidak, keluargalah yang sebenarnya memegang porsi paling banyak dari sisi kualitas dan kuantitasnya. Pendidikan awal terjadi di kandungan bunda semenjak usia nol tahun hingga anak-anak, dewasa dan tua juga tetap bersama keluarga, sedangkan sekolah (SMP) hanya 3 tahun. Melihat dari latar belakang ini maka penting untuk ketiga komponen tersebut bersatu dengan satu suara untuk sama-sama membentuk model pendidikan yang paling cocok untuk anak kita bersama.
Kak adi sedang memberikan materi parenting untuk para orang tua/ wali murid




SMP Islam Prestasi Al Mubtadi-ien mengadakan Acara Parenting pada tanggal 27 Januari 2018 bersama dengan Kak Adi. Target sasaran utama acara ini adalah para orang tua atau wali siswa yang memang setiap harinya bersama dan membimbing siswa. Harapannya setelah acara ini ketiga komponen diatas bersatu dengan satu tujuan dan ideologi yang sama mewujudkan cita-cita pendidikan yang seutuhnya. Acara ini berlangsung dari sekitar pukul 9.00 hingga pukul 12.00 di Bantul Terrace.
Antusiasme para orang tua dan wali murid SMP IP Al Mubtadi-ien
Video awal mula perkembangan manusia mulai dari sel telur dan sperma hingga menjadi zigot, janin dan bayi secara lengkap dan menarik dipaparkan sebagai pembuka acara. Kemudian Kak Adi mulai memperkenalkan diri yang ternyata sudah berpengalaman lama menjadi pendidik kemudian ikut membantu sosialisi di BNN dan sekarang fokus di Dinas Sosial tentunya tetap di bagian sosialisasi ke anak-anak. Unsur pendidikan memang sudah menjadi darah daging kak Adi hingga sekarang. Terbukti dengan materi demi materi diambil dari teori-teori terkini yang memanusiakan manusia dan dipadukan dengan obrolan santai ala kearifan lokal, sehingga bisa menghipnotis para wali murid untuk tetap mengikuti sampai akhir.
Kondisi acara yang ditutup dengan permohonan maaf dan terima kasih dari orang tua dan anaknya
Adapun hal penting yang disampaikan kak Adi sewaktu acara seperti bimbingan belajar yang musti diberikan oleh orang tua, walaupun orang tua tidak membantu dalam belajar paling tidak ikut membantu membuat kondisi yang kondusif untuk belajar. Selain itu orang tua dan guru juga hendaknya mengapresiasi semua prestasi-prestasi anak sekecil apapun. Hal tersebut akan memupuk rasa percara diri dan berefek positif terhadap bakatnya. Dan yang paling penting kedekatan antara orang tua dan anak harus tetap terjaga kedekatannya, jangan hanya karena alasan pekerjaan dan kesibukan kita dengan mudahnya meninggalkan anak kita tanpa pengawasan. Beberapa orang tua beranggapan jika sudah diberi uang saku yang cukup, makan bergizi dan smartphone yang mahal maka sudah selesai kewajiban orang tua menafkahi anaknya. Sebenarnya, satu hal yang paling dibutuhkan anak, Kasih Sayang Orang tua. Jika hal tersebut diberikan secara penuh, niscaya semuanya akan berjalan dengan lancar.

0 Komentar