Alhamdulillah akhirnya kepala sekolah SMP Islam Prestasi,
Pak Sobi baru saja kembali ke tanah air setelah kurang lebih 2 minggu berada di
negeri kangguru untuk mengikuti program Pertukaran Pemuda Muslim (Muslim
Exchange Program/MEP) 2014.
Nah, berikut ini wawancara tim pasukan prestasi (PasPres)
tentang kegiatan apa saja yang beliau ikuti selama di Australia. Let's check it
out!
Paspres: Pak sobi, kegiatan yang diikuti barusan di
Australia itu sebenarnya program apa?
Pak Sobi: program ini namanya MEP atau muslim exchange
program alias pertukaran pemuda muslim antara Indonesia dan Australia, Diadakan
tiap tahun dan dipilih 10 orang untuk ke australia dari sekitar hampir 300
pendaftar dari seluruh Indonesia.
Paspres: berapa lama dan apa saja kegiatan yang dilakukan
disana? Cerita dong, pak?
Pak Sobi: total program kurang lebih selama 2 minggu di 3
kota besar Australia, yaitu Melbourne, Sydney dan Canberra.
Kita kemarin berangkat tanggal 25 Mei ke Melbourne.
Melbourne kota yang rapi, bersih dan indah. Disana masih banyak
bangunan-bangunan kuno yang terawat dan asri. Di kota ini kami mengunjungi
berbagai komunitas Muslim dan dialog lintas agama. Yang paling menarik adalah
ketika kami mengunjungi masjid milik komunitas muslim Albania, disana kami
bertemu berbagai muslim dari China, Turki, Kazakhstan, dll. Bahkan ketika ada
seorang muslim dari Kazakhstan berkenalan dan tahu bahwa aku dari Indonesia dia
terkejut dan langsung bilang," kamu dari Indonesia? Aku suka muslim
indonesia, dulu sewaktu mengungsi dari Kazakhstan aku dirawat, diberi makan,
pakaian, dan tempat tinggal. Sekarang kalau kalian butuh bantuan bilang saja,
butuh tempat tinggal? Ini aku beri kunci rumahku silakan gunakan
semaumu..!"
Waktu itu aku benar-benar terharu dan berharap muslim
seperti itulah yang banyak ada di Indonesia. Di melbourne kami juga mengunjungi
museum imigrasi sebagai simbol pemersatu yang mengingatkan seluruh warga
australia bahwa mereka semua pendatang dari berbagai negara, budaya dan agama
yang harus saling mendukung, kemudian kami juga ke pusat peninggalan suku
aborigin sebagai penduduk asli australia yang sangat kental dengan budaya alam.
Bagi bangsa aborigin hidup kita itu adalah untuk menyatu, menjaga dan mengabdi
pada alam. Bahkan bagi suku aborigin emas tak ada artinya karena terlalu lembek
untuk dijadikan senjata dan alat pertanian. Namun karena perburuan emas pula
akhirnya bangsa barat datang dan menjajah kaum aborigin. Sampai sekarang di era
damai, orang Australia selalu mengenang bangsa aborigin bahkan mereka
mengharuskan menyebut bangsa aborigin di setiap awal pidato mereka dan ketika
hendak memulai pertandingan Australian football. Kami juga mengunjungi berbagai
museum lain termasuk Islamic Museum of Australia.
Disana kami berinteraksi langsung dengan kangguru, koala, tazmanian devil dan hewan khas australia lainnya.
Kami juga berkunjung dan diwawancara di Radio ABC
Australia.
Saat diwawancara aku banyak bercerita tentang SMP ISLAM PRESTASI dan
mereka sangat tertarik dengan kegiatan-kegiatan yang kita adakan di sekolah
kita. Mereka juga berkata ingin mengunjungi SMP Islam Prestasi dan Pesantren kita..
Ketika di melbourne aku sendiri juga berkesempatan
mengunjungi dosenku yang sedang menempuh S3 di Melbourne University sekaligus
mengikuti forum pengajian komunitas muslim Indonesia di melbourne . Meski jauh
tapi transportasi umum di melbourne sangat praktis, nyaman dan bisa menjangkau
semua pelosok kota. Setelah selesai kegiatan di Melbourne kami melanjutkan
petualangan kami ke Sydney. Kota paling ramai di Australia. Suasana di kota ini
cukup hangat, ramai dan sedikit macet, meski tak separah Jakarta. Di sydney
kami diajak berfoto dengan latar belakang Gedung Opera (Opera house) yang
menjadi salah satu ikon australia. Selain itu di Sydney kami juga bertemu dan berdialog
dengan tokoh-tokoh penting, para profesor dan para imam (syeikh) australia.
Yang paling berkesan adalah ketika kami mengunjungi UMA (United Muslim of
Australia). Disana kami bertemu Syeikh Shaddy yang mengajarkan kepada kami
jalan dakwah Islam untuk mengajak masyarakat mencintai Islam dan mau belajar
tentang Islam dengan car yang kretif dn menarik. Mereka membuat tempat fitness,
lapangan futsal, latihan bela diri, nonton film bareng dan kegiatan menarik
lainnya sehingga banyak orang yang mau belajar, bahkan banyak orang yang
akhirnya mau masuk Islam karena UMA menyampaikannya dengan cara yang santun.
Syeikh Shaddy juga berpendapat bahwa di era modern ini kita tidak mungkin
berharap anak-anak muda mau pergi mencari guru untuk beljar tentang Islam. Sebaliknya
kita sebagai guru yang harus mengajak mereka dengan cara yang menarik, bahkan
kita harus mengikuti perkembangan zaman untuk bisa mendekati mereka. Setelah
itu kami juga mengunjungi berbagai sekolah dan berinteraksi langsung dengan
murid-murid juga.
Padua College Students and teachers
Al-zahra College
Kota ketiga yang kami kunjungi adalah Canberra. Berbeda
dengan Sydney yang ramai dan hangat, Canberra adalah salah satu kota paling
sepi dan dingin di Australia. Bahkan mahasiswa indonesia yang kami temui disana
saja bilang kalau mall dan toko disini kadang tutup jam 5. Angkutan umum juga
susah didapat. Tak salah jika orang bilang Canberra seperti kota mati. Kami tak
lama di Canberra. Kami hanya mengunjungi beberapa instansi dan menghadiri
diskusi serta malam perayaan ulang tahun AII (Australia Indonesia Institute)
sebagai penyelenggara kegiatan MEP ini. Namun satu hal yang berkesan bagi kami
saat berkunjung ke Canberra justru ketika kami mampir untuk sholat dzuhur di
masjid kecil yang terletak di kompleks kedutaan besar berbagai negara di
Canberra. Di masjid yang dikelilingi taman hijau disertai rimbunnya pohon
eucalyptus itu kami melihat berbagai burung terbang dengan bebas tanpa merasa
terancam oleh keberadaan manusia.
Burung dengan warna merah biru hijau yang
mungkin di Indonesia hanya bisa ditemukan di kebun binatang itu terbang dengan
sangat bebas karena memang tidak boleh diburu. Bahkan kami melihat banyak
burung kakatua seukuran ayam jago yang begitu indah. Pemandangan ini nampaknya
tidak akan ditemukan di Indonesia.
Pokoknya kegiatan ini benar-benar keren, inspiratif dan
komplit mengajarkan kita berbagai hal.
Paspres: waaah.. Keren banget Pak Sobi. Semoga kami bisa
seperti Bapak mengunjungi berbagai negara.
Pak Sobi: iya donk.. Hidup di dunia yang cuma satu kali ini
harus kita isi dengan pengalaman-pengalaman hebat. Yang penting belajar bahasa
Inggris dan bahasa internasional lain yang rajin kemudian jadilah orang yang
bermanfaat untuk masyarakat, insyaAllah kalian akan mudah mendapat beasiswa
untuk ke luar negeri.
Paspres: siap!!! Don't worry be crazy.
Nah, itu tadi wawancara pasukan prestasi dengan kepala SMP
Islam Prestasi. Semoga memotivasi kita semua!!!
0 Komentar